Analisis Pemikiran Para Kaum
Physiokrat
Tokoh-tokoh kaum physiokrat
adalah François Quesnay (1694-1774), Pierre Samuel du Pont de Nemours
(1739-1817) dan Charles Gide, di mana paham dari aliran ini yang terpenting
bagaimana penguasaan alam. Jikalau kaum merkantilis adalah sebagai perintis
ilmu ekonomi, maka kaum physiokrat disebut sebagai pendasar ilmu ekonomi.
Kaum physiokrat sebagai yang
pertama memandang kehidupan perekonomian sebagai suatu sistem yang sudah
ditentukan dan sebagai suatu sistem yang diatur oleh hukum-hukum tersendiri,
dan atas dasar itu dapat dibuat perhitungan dan ramalan-ramalan serta mereka
mencoba merumuskan hukum-hukum ini. Para pengikut mazhab physiokrat adalah
Mercier De la Rivière (1720-1794), Boudeau, Robert Jacques Turgot (1727-1781),
le Trosne, serta Karl Friedrich von Baden-Durlach.
Menurut François Quesnay
(1694-1774), seorang doketer, melihat peredaran ekonomi (aliran barang-barang
di masyarakat) seperti aliran darah di dalam tubuh manusia. Prinsip dasar
pandangan kaum physiokrat adalah di dalam kehidupan harus mendasarkan kepada
natural order. Organisasi yang asasi bahwa setiap individu mengetahui
kepentingan sendiri, dan selanjutnya yang terbaik mengurus kepentingan sendiri
itu adalah setiap orang itu sendiri. Akhirnya kepentingannya sendiri dan
kepentingan umum jatuh bersamaan, sehingga bilamana setiap individu dibebaskan
untuk membela kepentingannya sendiri, maka juga kepentingan umum akan teriris
dengan baik sekali. (leisser faire, leisser passer, le monde va alors de luis
meme).
Kaum physiokrat mengembangkan teori
harmoni, yakni keserasian antara kepentingan individu dan kepentingan umum
(masyarakat). Selanjutnya diketengahkan prinsip ekonomi yang dijadikan dasar
umum teori ekonomi kaum physiokrat di mana setiap individu berusaha memperoleh
suatu hasil tertentu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Teori harmoni ini
kemudian dilanjutkan kaum klasik yang berbunyi: setiap individu berusaha
memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya, dan pendapatan hanya dapat bertambah
bilamana subyek ekonomi menawarkan kepada sesamanya barang yang lebih baik dan
atau lebih murah, serta pemerintah tidak perlu campur tangan. Pemerintah hanya
bertugas di dalam bidang justisi, milisi, pengajaran dan pekerjaan umum. Hal
ini merupakan reaksi atas campur tangan pemerintah yang begitu jauh yang
diajarkan oleh kaum merkantilis.
Jikalau kaum merkantilis
menempatkan perdagangan luar negeri dalam pusat pandangan ekonominya, maka kaum
physiokrat menempatkan pertanian dalam pandangan ekonominya. Hanya pertanianlah
yang dapat memberikan hasil yang produktif.
Sir William Petty (1623-1687)
menyatakan bahwa “labour is the father and active principle of wealth, as lands
are the mother“. Petani menuai lebih banyak daripada yang ditaburkannya dan
kelebihan ini (atau disebut “produit net“) ditambahkannya sebagai barang (product)
baru kepada peredaran perekonomian masyarakat.
Kehidupan perekonomian secara
keseluruhan sebagai suatu sistem, François Quesnay (1694-1774) menggambarkan
hubungan di antara tiga golongan masyarakat.
Classe productive; yakni para
petani.
Classe prosprietaires; yakni para
pemilik tanah.
Classe sterile; yakni para
pedagang dan industriawan.
Ketiga golongan masyarakat inilah
yang dianggap berperanan dalam pembagian pendapatan masyarakat (nasional) yang
digambarakan dalam “Tableau Economique“. Selanjutnya ditambahkan golongan
pekerja yang disebut classe passive sebagai golongan keempat yang
mempunyai arti dalam hubungan konsumsi bukan untuk produksi.
Dalam teori pembagian pendapatan
masyarakat (nasional) ini François Quesnay (1694-1774) menyatakan bahwa
golongan petani (classe productive) menghasilkan F 5 milyar. Diantaranya F 2
milyar mengalir ke classe prosprietaires dan F 1 milyar mengalir ke classe
sterile dan tersisihkan bagi keperluan classe productive sebesar F 2
milyar untuk keperluan sendiri, ternaknya dan bibit.
Selanjutnya dari classe
prosprietaires F 1 milyar digunakan untuk pembelian bahan makanan, yang berarti mengalir kembali kepada kaum petani. Sedangkan F 1 milyar lagi dipergunakan untuk memperoleh barang-barang industri, yang berarti mengalir kepada classe sterile. Penerimaan F 2 milyarclasse sterile dipergunakan untuk membeli bahan makanan. Dengan demikian pada akhir proses pembagian pendapatan nasional classe productive menerima kembali F 3 milyar di mana F 1 milyar berasal dari classe des prosprietaires dan F 2 milyar berasal dari classe sterile. Berdasarkan “Tableau Economique” yang disusun Quesnay maka dapat memberikan wawasan kepada suatu pembukuan nasional atau suatu input-output analysis.
![]() |
Tabel Ekonomi - Francois Quesnay |
“Tableau Economique” oleh
François Quesnay (1694-1774)
François Quesnay (1694-1774)
selanjutnya membedakan konsep nilai dan harga yang cocok digunakan dalam sistem
yang dipakainya. Sedangkan tentang harga dibedakan antara harga pokok barang
dan harga yang harus dibayar konsumen. Harga pokok menurut François Quesnay
(1694-1774) tergantung dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan
barang itu untuk pasar. Sedangkan harga penjualan kepada konsumen, biasanya
para pedagang berusaha memperoleh marjin uang sebesar-besarnya.
Harga jual hasil- hasil industri
sama dengan harga pokoknya, di mana dalam hal ini pedagang hanya dapat
memperoleh laba dengan merugikan konsumen. Sebaliknya untuk produk-produk hasil
pertanian agar dengan harga jualnya dapat diperoleh laba yang besar guna
dilakukan untuk investasi yang mendatangkan tambahan “produit net“.
Perhitungan kaum physiokrat untuk
menyerahkan 2/5 dari pendapatan nasional kepada pemilik tanah karena
dianggapnya mereka itu sebagai tulang punggung negara. Dari sewa tanah yang
diterimanya, harus membayar pajak dan kewajiban sosial lainnya (termasuk pemesanan
pembelian barang-barang mewah yang mendorong kemajuan para pengrajin). Dengan
demikian maka para pemilik tanah (classe des proprietaires) adalah sebagai
penggerak peredaran perekonomian. Selanjutnya sampailah pada suatu slogan
“bilamana petani miskin, maka miskinlah negara (kerajaan) dan miskin pulalah
rajanya (kepala negara) “pauvre paysans, pauvre royaume, pauvre roi“.
Tapi upah menurut kaum physiokrat
dinyatakan bahwa besarnya upah sama dengan ongkos-ongkos hidup. Maka upah akan
naik bilamana harga gandum naik. Jadi menurut mereka, untuk kesejahteraan kaum
buruh tidak ada artinya tingginya tingkat harga.
Apabila kaum merkantilis dalam
menganalisa soal-soal ekonomi banyak mencurahkan perhatian pada soal-soal
moneter, maka kaum physiokrat menunjukkan bahwa “tabir uang” membuat
samar-samar gejala-gejala ekonomi. Oleh karenanya soal-soal ekonomi yang
sebenarnya harus dicari dibelakang tabir uang ini; hal mana diikuti pendapat
serupa oleh kaum klasik sampai dengan terbitnya buku General Theory of
Employment, Interest and Money yang ditulis oleh John Maynard Keynes
(1883-1946).
Teori uang menurut seorang
physiokrat bernama Robert Jacques Turgot (1727-1781) mengemukakan bahwa dalam
sistem penukaran barang digunakan alat penukar yang lazim dan dikehendaki oleh
orang pada umumnya yakni dengan hitungan domba. Lambat laun orang membuat
daftar harga-harga itu dalam domba abstrak (dalam angan-angan saja). “Domba
abstrak” ini kemudian merupakan satuan perhitungan. Pemikian ini kelak akan
menginspirasi akan standar logam mulia (emas) yang didukung oleh Adam Smith
(1723-1790), sebagai patokan uang dianggap lebih stabil.
Teori bunga menurut kaum
physiokat diketengahkan oleh Robert Jacques Turgot (1727-1781) di mana bahwa
uang tidak dapat beranak, tetapi menggunakan teori fruitifikasi (berbuah), jadi
dapat berbuah.
Dalam hal pajak, mengingat
pemerintah harus bertanggung jawab dalam pendidikan yang memerlukan biaya
besar, maka memerlukan sumber pendanaan yang berasal dari pajak. Tetapi
berbagai macam jenis pajak disederhanakan dalam “impot direct et unique” (pajak
langsung dan tunggal) yang dikenakan terhadap “produit net” sebesar 3/10.
Pendapat tentang pajak kaum physiokrat sampai dengan sekarang masih banyak
pengikutnya meskipun dengan alasan-alasan yang berbeda, tentang pajak langsung
dan tunggal, seperti di Amerika Serikat, Austria dan Jerman. Pemikiran ini
mensinyalkan akan debirokratisasi atas pajak serta melandasi pemikiran keadilan
pajak yang sampai saat ini masih terus berkembang. Di kemudian hari terbukti bahwa
jenis pajak yang bermacam-macam dapat membuka peluang pungutan liar. Pemikiran
mengenai pajak nantinya terus disempurnakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar